KEMSAH
(Kemah Siti Hajar)
PRAMUKA GUDEP 06.807 – 06.808 IFDS Siti Hajar
16 – 17
Juni 2012
Tema : Dengan
perkemahan Siti Hajar kita tingkatkan ketangkasan ilmu kepramukaan
Tempat : Gedung sekolah IFDS
Siti Hajar Medan
Jadwal Kegiatan :
Giat pribadi
|
Pembina
|
Persiapan dan Upacara Pembukaan Kegiatan
|
Pembina &
Peserta
|
Sholat Maghrib
|
Pembina & Peserta
|
Makan malam
|
Pembina & Peserta
|
Sholat Isha
|
Pembina & Peserta
|
Indahnya pramuka
|
Pembina & Peserta
|
Materi (Sistem Rotasi)
|
Pembina & Peserta
|
Persiapan dan upacara penyulutan
Api Unggun
|
Pembina & Peserta
|
Nina bobok
|
Pembina & Peserta
|
Hardcarchep treasure
|
Pembina & Peserta
|
Sholat Tahajjud & renungan suci
|
Pembina & Peserta
|
Sholat Shubuh
|
Pembina & Peserta
|
Persiapan olahraga & Olah raga
|
Peserta
|
Giat pribadi
|
Pembina
|
Sarapan
|
Pembina & Peserta
|
Penjelajahan & games outdoor
|
Pembina & Peserta
|
Istirahat
|
Pembina & Peserta
|
Persiapan Upacara Penutupan & Pelantikan
|
Pembina & Peserta
|
Upacara Pentupan & Pelantikan
|
Pembina & Peserta
|
Persiapan Pulang
|
Pembina & Peserta
|
Check Out / Sayonara
|
Pembina & Peserta
|
PROGRAM KERJA PASUKAN PENGGALANG SITI
HAJAR
TRIWULAN : I / II / III/ IV
BULAN ………..... S/D………….. TAHUN 2013
NO
|
KEGIATAN
|
B U L A N
|
JUMLAH
PENGGA
LANG
|
KET
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Penerimaan kenaikan golongan Siaga Ke
Golongan Penggalang
Latihan SKU Penggalang Ramu
Ujian SKU Penggalang Ramu
Pelantikan Penggalang Ramu
Latihan SKU Penggalang Rakit
Ujian SKU Penggalang rakit
Kenaikan Tingkat Penggalang
Ramu ke Penggalang Rakit
Latihan SKU Penggalang Terap
Ujian SKU Penggalang Terap
Kenaikan Tingkat Penggalang Rakit ke
Penggalang Terap
Latihan SKK .............
Ujian SKK ................
Penyematan ..............
Penyiapan Penggalang Garuda
Pindah Golongan ( G ) ke ( T )
Gladian Pimpinan Regu
Persami
Lomba Tingkat
Bhakti Masyarakat
Kegiatan lainnya........
|
.................., .......200...
Pembina Gugus Depan,
Pembina Penggalang,
(...................................)
( Erwin Ardiansah Siregar, ST)
Kita mengenal
berbagai macam cara dan alat untuk menyampampaikan isyarat morse antara lain
sebagai berikut
Berikut ini aneka
arti untuk pengiriman tanda morse dengan menggunakan peluit atau lainnya :
Untuk
menyampampaikan isyarat morse dengan alat bendera dilakukan seperti di bawah
ini :
|
TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI
|
Jika melakukan
perjalanan (jalan kaki menyusuri sungai, rawa, dan pantai) pada suatu saat
kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan untuk menyeberang. Sebab
itu seorang penjelajah harus mempunyai kemampuan untuk menyeberangi sungai
dan rawa
Teknik menyeberangi sungai dapat dikategorikan menjadi dua teknik yaitu : teknik penyeberangan sungai tanpa alat dan teknik penyeberangan sungai dengan alat. Teknik penyeberangan sungai tanpa alat Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan yang sangat cepat pada keadaan air sungai. Air hujan dapat mengakibatkan sungai kecil seketika menjadi buas dan berbahaya, karena itu bila kita melihat cuaca yang buruk dan kemudian ragu-ragu untuk menyeberangi sungai maka penyeberangan itu sebaiknya ditunda sampai keadaan memungkinkan untuk di seberangi. Namun bila kita memutuskan untuk tetap melakukan penyeberangan sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut : Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah keadaan tempat penyeberangan secermat mungkin sebelum memilih tempat menyeberang yang terbaik. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang dekat muaranya. Kira-kira 0,5 km dari muara biasanya sungai menjadi dalam, tapi arusnya menjadi tidak begitu deras. Setelah tempat teraman ditemukan lantas jangan pernah berpikir untuk mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari pinggir sungai karena itu akan membahayakan dirimu sendiri. Pada saat menyeberang jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokan lutut dan menjatuhkan sehingga kita terseret arus. Selain itu perhatikan pula setiap langkahmu, pastikan satu kaki telah menempati posisi tumpuan yang baik dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. Pada sungai berarus agak deras dan dalam, jika menyeberang hendaknya berjalanlah dengan posisi badan serong mengikuti arus sungai dan akan sangat menolong bila pinggang membentuk sudut 45 derajat dengan arah arus. Jangan menyeberang dengan cara melompat dari batu yang satu ke batu yang lain, sebab perbuatan ini akan memperbesar kemungkinan tergelincir dan dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Selain itu tempatkanlah ransel setinggi-tingginya di punggung. Di arus yang deras, batu atau benda berat yang lain dapat ditambahkan kedalam ransel untuk mendapatkan kestabilan. Hal berikutnya adalah sebaiknya jangan melepas sepatu sekalipun menyeberangi sungai kecil dan berhati-hatilah dalam menyeberang apabila berada dalam kelompok yang tidak bisa berenang. Teknik penyeberangan sungai dengan alat Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada diatas permukaan air. Penyeberangan basah Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival. Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan seperti ponco atau jerigen dan botol air minum. Ponco Ponco yang kita kenal sebagai pelindung di waktu hujan, ternyata banyak sekali kegunaanya karena memang direncanakan untuk itu. Salah satu kegunaan ponco pada renang survival adalah sebagai alat pelampung yang dapat dibuat dengan cara mengisi ponco dengan rumput kering, alang-alang atau ranting, dibentuk seperti sebuah bantal kemudian diikat dengan tali. Usahakan mengikat tali serapi mungkin sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air. Dengan bahan yang baik dan ikatan tali yang rapi akan menghasilkan pelampung yang baik dan tahan lama mengambang di air. Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu mengusahakan agar posisi ponco tetap mengarah serong ke hilir, supaya kita dapat memanfaatkan arus sungai. Tetapi jangan sampai melepaskan atau menaiki pelampung ini, karena sifatnya hanya sebagai tumpuan sementara, jadi berat badan kita tidak sepenuhnya ditumpukan pada pelampung tersebut. Jerigen dan botol air minum Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari beberapa buah jerigen dan botol yang biasanya sebagai tempat wadah air minum. Cara membuat pelampung dengan jerigen kecil tidak diikat menjadi satu melainkan di pisah menjadi dua. Jerigen yang satu dihubungkan dengan jerigen yang kedua menggunakan tali, yang gunanya untuk berpegangan sementara untuk jerigen besar (20 liter) dapat dibuat sejenis rakit kecil. Jerigen ini diatur telentang dan ujungnya diikat menjadi satu dengan yang lain. penyeberangan kering Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah menggunakan rakit atau perahu. Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari. Penyeberangan dengan satu rentangan tali Pada prinsipnya pemasangan dan simpul-simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner. Penyeberangan dengan dua rentangan tali Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali. Seberangilah sungai dengan berhati-hati, meskipun menurut perkiraan bahwa sungai tersebut tidak membahayakan. Amati juga cuaca, ada kemungkinan anda harus menginap sambil menunggu air surut.
Bagaimanapun juga safety tetap diutamakan, apabila belum mampu melakukan
sendiri tehnik tersebut sebaiknya didampingi orang yang ahli.
|
PPPK (Bag. 1 )
|
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENDAHULUAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah
satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal
pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di
masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat
ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan
pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada
pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan
Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai
selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan
keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk
menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang
tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan
nafas buatan.
Cara yang paling
praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan
jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah
pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban
rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau
dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong
menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada
setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet
yang dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat
beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera
dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita
pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain
kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan
berhenti.
Untuk menutup luka
biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,
saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah
dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia
peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau
tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus
menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya
daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan
akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di
sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah
dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok,
untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk
ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali
disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok
merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran
darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan,
kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara
:
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling
menyenangkan
4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari
tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak
patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di
perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam
dapur
- ½ sendok teh
tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat
penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
|
|
PPPK ( Bag. 3 )
|
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan
tangan yang cidera.
2. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan
sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan
mendidik agar mereka dibiasakan untuk :
1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan,
kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan
jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan,
minum air putih, dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan
berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan
tentang gizi.
5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan
perkemahan pada saat berkemah
6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.
PENUTUP
Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta
didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan
mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta
dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kpada orang
lain.
KEPUSTAKAAN
Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan Kwarnas Gerakan Pramuka.Jakarta. 1983. |
Baris Berbaris
|
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. I )
Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan
tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris
berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa itu Baris Baerbaris ?
1. Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris
adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan
tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan
serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau
sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
1. Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu
perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk
dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud
daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan
aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap
kanan -GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-dua langkah
ke depan -JALAN
-satu langkah
ke belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului
dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan
kanan/kiri - JALAN
-hadap kanan/kiri maju - JALAN
-melintang kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang istilah:
“maju”
· Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam
keadaan berhenti.
· Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat
diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN
karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana
henti-GERAK.
Tidak dapat
diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba :
“henti”
Pada dasarnya
aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang
bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai
pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa
aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus
dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul -MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna
dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi
aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak
menghadap pasukan.
Contoh: Kepada
Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
· Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
· Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima
penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi
aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah
pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
· Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan
ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi
antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang
disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan
perintah ULANG !
Contoh: Lencang
kanan = Ulangi – siap GERAK
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka -
Depdiknas.
2.
Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD
|
Baris Berbaris (Bag.II)
|
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. II )
Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan
tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris
berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap -
GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke
dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan,
berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan,
pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada
badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa
rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu
ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan,
benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat
ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan
jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan
dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari
dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya
datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil
sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap
istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap
sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di
tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara,
bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang
kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini
dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke
samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang
yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas,
bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat
masing-masing meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan
dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan
kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan
setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan
barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan
itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan
menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri,
hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah
lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu
lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat
pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK
dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri
dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang
depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke
depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan
tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping
kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke
depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung –
MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf
terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru
menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke
belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri
mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap
kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki
kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap
serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik
kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari
hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
· Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali
ke sikap sempurna
· Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri
tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/
3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh
orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai
penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang
lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri
seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru
memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat
ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap
sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat -
GERAK
Pelaksanaannya
(dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke
arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan
lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan
telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna,
pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat
ke sikap sempurna.
Bersambung…………….
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka -
Depdiknas.
2.
Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD.
|
||||
Baris Berbaris (Bag.III)
|
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)
( Bag. III )
Peraturan Baris Berbaris yang
digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris
menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan
tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris
berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a) Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba aba
tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan
kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
b) Jalan di tempat
Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti
diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai
dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan
dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan
ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap
sempurna.
c) Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke
samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali
ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah
A. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri
diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan
tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah
langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama dilakukan dengan
melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri 30° ke belakang, pada
langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45°,
dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang
leher.
Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B. LANGKAH BIASA
1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan
seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut
dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah
menurut jarak yang telah ditentukan.
2) Cara melangkahkan kaki seperti pada
waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke
belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan
digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C. LANGKAH TEGAP
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah
langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki
dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi.
Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke
belakang di samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang).
Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap
ke atas.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah,
ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir
1.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu
langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D. LANGKAH PERLAHAN
1) Untuk bergabung (mengantar jenazah
dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a) Gerakan dilakukan dengan sikap
sempurna
b) Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri
dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul
dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki
kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c) Gerakan selanjutnya melakukan
gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
· Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba
adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri
jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah
perlahan.
· Tapak kaki pada saat menginjak tanah
tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.
2) Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti – GERAK
Pelaksanaannya :
E. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping
kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki
kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya
hanya boleh dilakukan empat langkah.
F. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan,
menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan
dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
G. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan
kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan,
menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan
langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
H. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan
di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua
siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba
pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan
selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki
diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki
terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu
langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah
tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki
kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti –
GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke
tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal
tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I. LANGKAH MERDEKA
1) Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan
ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk
membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara,
buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk
menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap
dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembai ke langkah biasa
Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn
langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba
peringatan dan pelaksanaan.
3) Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah
satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan
pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
Selesai
Sumber/ Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka -
Depdiknas.
1. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD
|
Trik Mudah Kuasai Semaphore
|
Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat
semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal
mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........
|
M o r s e
|
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar
setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada
tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia
tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Suara,
yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar
yaitu dengan menggunakan senter
3. Tulisan
yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4. Bendera
yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.
|
Perlengkapan Berkemah
|
PERALATAN KEMAH
Mau
berkemah ? Pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah
sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja
yang harus dibawa ?
Dan perlengkapan tersebut adalah :
1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan
anti air.
2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian
dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack,
bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam.
4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis
kain dan berponco.
5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas
tidur (matras).
6. Pakaian cadangan; masukan dalam
plastic.
7. Peralatan makan; piring, sendok,
garpu, gelas/mug, tempat air.
8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat
gigi, pasta gigi, sandal, handuk.
9. Peralatan masak; misting, kompor
spiritus, kompor paraffin.
10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi
mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki
dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan
penahan dingin.
13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan,
berguna juga untuk memberi isyarat.
15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau
korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda
darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic
tebal selebar taplak meja.
18. Obat-obatan pribadi.
Kalo kamu berkemah, ya tentu saja
harus bawa tenda dan sebelum
berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah
banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci
dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum
berangkat, perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal.
Dalam berkemah harus tahu tujuan,
kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi
tujuan ikut
menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya disesuaikan, tidal semua
barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau pindahan rumah ?
|
Bikin Sandi Tak Terbaca
|
PESAN RAHASIA
Kadang-kadang kita perlu menyampaikan pesan yang sangat rahasia atau
ingin membuat surprise kepada teman Pramuka yang lain.
Sehingga orang yang tidak berkepentingan denga surat/ pesan tersebut
tidak bisa membacanya karena nampak seperti tidak ada tulisannya.
Caranya sebagai berikut :
Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen
cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan
kapas.
2. Caranya :
§ Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes
obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata.
§ Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya.
§ Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan
“tintanya” air jeruk ipis dan “pulpennya” adalah pit
§ Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar.
§ Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur
obat merah tadi pada permukaan kertas.
Selamat Mencoba.
|
Trik cepat hapal morse
|
Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse,
padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic.
Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas terbagi menjadi dua
bagian, kanan, dan kiri.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah. 3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ). 4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putihsama dengan satu kali titik artinya huruf E.
Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya )
putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )
Berarti huruf H.
Contoh lagi : hitam-hitam-putih
artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berartihuruf
G
5. Ingat blok sebelah kiri selalu
diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok
strip ( Hitam ).
Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse
bersama.
|
Tehnik Mencari Air
|
MENCARI AIR
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang sedang melakukan kegiatan
pengembaraan, jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan
habis, maka ia harus menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang
berlebihan.
Caranya adalah sbb :
1) Bernafas melalui hidung secara teratur.
2) Mengurangi berbicara.
3) Mengurangi gerak yang berlebihan
4) Banyak istirahat
5) Tidak merokok dan minum minuman berakohol
6) Berteduh di tempat yang rindang
7) Tidak makan makanan kering ataupun berlendir
Air yang langsung dapat diminum :
1) Tampungan air hujan.
2) Air dari dalam tanaman.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1) Air yang tergenang
2) Air dari sungai
3) Air dari menggali tanah atau pasir
Beberapa cara untuk mendapatkan air :
1. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu muda, kantung semar,
enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa.
2. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan saputangan bersih.
Caranya, resapkan pada tumbuhan yang
berembun lalu peras ke dalam tempat minum.
3. Tanah batu
§ Tanah kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan
sehingga terbentuk saluran air.
§ Sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
§ Pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian
galilah.
4. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah daerah lembah,
karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah.
5. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air.
Kondensasi yaitu dengan adanya
perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni
yang merupakan hasil proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat
sederhana, yaitu plastic dan tali pengikat.
Cara Penyulingan :
|
Mengenali Tanda Alam
|
TANDA – TANDA ALAM
Pramuka adalah juga pecinta alam lalu
saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan
tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita
yang sering kita temui saat berkemah :
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi
ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu
baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu,
apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang
pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi
hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang
tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah
dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila
berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna
kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah
dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.
Apabila matahari terbenam dengan warna
kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda
atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam
berarti akan ada angin yang cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di
langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik,
sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar
berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan
akan turun.
Apabila ada lingkaran putih (halo)
yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri
binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan
tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka,
antara lain :
1. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan
buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.
2. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila
cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda
cuaca akan tetap baik.
3. Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca
baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan.
4. Lalat
Apabila akan turun hujan mereka akan
hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan
kian kemari.
5. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu
atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam
berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang
gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
6. Cacing
Apabila pada malam hari mereka
menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.
7. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari
seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah
melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap
membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu
yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas
sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
8. Siput
Pada cuaca yang baik akan merayap
dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat.
9. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila
cuaca akan buruk.
9. Katak
Pada cuaca buruk akan berdiam dalam
air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam.
Apabila pada malam hari cuacanya baik
di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang.
10. Ayam
Pada waktu hujan ayam akan berteduh.
Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya
kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti hujan akan
datang.
11. Bebek / Angsa
Mereka nampak tidak senang dan selalu
menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.
12. Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan
terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya.
Apabila terbang rendah sekali bertanda
cuaca buruk akan hujan.
Bila cuaca buruk di pagi hari maka
mereka tidak akan keluar dari sarangnya.
13. Kambing
Apabila akan turun hujan bau badannya
dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik.
14. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari
bila cuaca akan baik pada malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka
cuaca akan buruk.
15. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan
tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya
mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung
16. Gagak
Apabila hujan akan turun mereka akan
terbang berputar-putar di atas sarangnya.
Tanda-tanda lain apabila cuaca akan
buruk :
1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan
kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.
3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.
Dengan mengenali
tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman
sekaligus menikmati alam ciptaan Tuhan . Semoga bermanfaat di suatu hari
nanti.
|
Menara Pandang
|
Sebelum
Mempraktekan betulan membuat menara pandang, sebaiknya Kakak pembina
membimbing peserta didiknya dengan membuat maket/ menara pandang mini. Hal
tersebut mengajarkan bahwa sebelum kita membuat/ membangun suatu bangunan
besar atau gedung sebaiknya merancang dalam bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara pandang ini dibutuhkan bambu yang sudah
dipersiapkan dengan ukuran kecil dan benang kasur secukupnya. Nah untuk jenis
simpul atau ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab pionering. Membuat
menara pandang termasuk salah satu kegiatan ketrampilan pionering
|
Menaksir Tinggi
|
Tehnik Menaksir Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-macam sesuai
dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi dapat
diberikan sebagai berikut :
1. Metode Setigiga
Keterangan :
X = Tinggi yang ditaksir
C = Tinggi tongkat
A = Jarak tongkat dan tinggi yang diukur
B = Jarak tongkat dan pengamat
Rumus perhitungan
X = C (A+B)
B
Dapat pula dilakukan dengan metode segitiga berikut :
Rumus :
X = A
Keterangan :
X = Tinggi yang ditaksir
A = Jarak dengan pengamat
2. Metode bayangan
Dapat dilakukan apabila ada sinar matahari dan keadaan memungkinkan.
Keterangan :
A = Tinggi tongkat
B = Tinggi yang ditaksir
A’= Bayangan tongkat
B’= Bayangan tinggi yang ditaksir
Rumus :
B = D x A
A
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd
|
Menaksir Berat
|
Tehnis Menaksir Berat
Untuk
mengetahui berat diperlukan salah satu barang yang telah kita ketahui
beratnya misalkan botol berisi air. Gambar penaksiran beratnya sebagai
berikut :
dimana
:
X
= berat yang ditaksir
Y
= berat yang diketahui
Rumus
:
X
= Y x
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd
|
Menaksir Arus
|
Tehnik menaksir Arus.
Menaksir Arus
Dilakukan dengan metode berikut ini :
Di mana S adalah jarak yang telah ditentukan :
Rumus :
Kecepatan Arus =
Maaf , rumus belum komplit nih
|
Menaksir lebar
|
Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1. Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang diukur tidak
terlalu lebar sehingga mudah untuk melemparkan tali ke seberang. Kemudian
tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara ini digambarkan sebagai berikut :
Rumus :
Jika A = B maka
C = D
dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D
atau cara segitiga berikut :
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd |
|
Semaphore
|
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm
x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning
dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.
|
Peta Lapangan
|
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan
daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini
adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas
gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah
sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik
dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas
lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui
dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara
sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari
pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut
dan keterangan lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :
Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd
|
Peta Pita
|
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan
keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan
yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1. Pensil
Teknik 2B
2. Penggaris
panjang
3. Kertas
pita peta
4. Kompas
bidik
5. Meja
kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1. Penentuan
Skala
Hal
ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan
perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan
Keterangan
Keterangan
yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik
yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu
diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu
daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan
diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3. Penulisan
Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah
utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan
berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu
bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk
pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar
keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut
berikut keterangan gambar pada Pita Pirta :
|
|
K o m p a s
|
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera
angka dan huruf seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada
angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut
45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan
sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya
North = Utara = 0
North
East = Timur
Laut = 45
East = Timur = 90
South
East = Tenggara = 135
South = Selatan = 180
South
West = Barat
Daya = 225
West = Barat = 270
North
West = Barat
Laut = 325
Cara Menggunakan Kompas
1. Letakkan kompas anda di atas permukaan
yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut
menunjuk ke arah utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan
kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di
mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka
pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar |